Jika universitas adalah semesta, dan guru adalah waktu, maka jalanan adalah altar bagi para pelaku seni untuk berkarya dan berkreasi. Kami mengandaikan jalanan kampung kami adalah jalan Malioboro yang masyhur itu, dimana para seniman tumpang tindih berbagi peran dalam cakupan seni. Di Festival Angon Bocah #3 "Seni Pertunjukan Jalan" & Kampung Mural, meski terdapat panggung utama, kami menyulap jalanan aspal sebagai wadah berserikatnya para pelaku seni, dari sulap, penggiat Puisi, Pelukis, Tari Jalanan, Reog, Teater, Street Art, semua tumpah mengisi keriuhan di kemeriahan Festival Angon Bocah #3.
Terpanjang pula beberapa ornamen dan
karya seni sebagai objek untuk berfoto bagi para pengunjung. Selain tetap
mengusung misi mengenalkan kembali dolanan dan permainan tradisional dan
edukasi yang mendidik, Festival Angon Bocah #3 juga menggelar perpustakaan
jalanan dan juga live sablonase, pengunjung dapat membawa kaos polos kemudian
disablon gratis dengan artwork Angon Bocah sebagai cinderamata. Pengunjung juga
dapat menikmati aneka jajanan "Pasar Wutah" dari UMKM Kampung
Demakan.
Dengan tajuk Kampung Demakan sebagai Kampung Budaya dan Kampung Mural, pengunjung tidak hanya di suguhkan tontonan pertunjukan di panggung maupun di jalanan, tapi juga dapat menyaksikan live mural yang sedang berlangsung di tembok rumah-rumah warga Kampung kami, yang menggandeng para artis ternama kelompok street art Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar